Bappeda Kabupaten Blitar – OPD
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus berupaya untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan pada anak dan perempuan. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Pemkab Blitar melalui UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), diantaranya membuka layanan pengaduan, secara rutin memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala UPT PPA Kabupaten Blitar Ini Indira Lita. Ia mengungkapkan, sejauh ini masih cukup banyak masyarakat Kabupaten Blitar yang menjadi korban kekerasan enggan melapor kepada pihak berwajib, karena merasa takut.
Padahal, jika mereka berani melapor maka kasusnya akan ditindaklanjuti dan yang bersangkutan mendapat pendampingan secara psikologis, religi, fisik hingga hukum.
“Kami membuka layanan pengaduan, sekaligus tahun ini kami mengintensifkan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Iin menyebut, dengan sejumlah layanan yang dilakukan UPT PPA di Kabupaten Blitar ini diharapkan bisa mengungkap seberapa banyak kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi.
Pasalnya, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan ini seperti fenomena gunung es yang berarti jumlah kasus jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
Pada tahun 2023 ini, dengan menyesuaikan anggaran yang ada UPT PPA Kabupaten Blitar akan menggalakan kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini kan seperti fenomena gunung es, yang berarti jumlah kasus jauh lebih tinggi daripada kasus yang dilaporkan,” sebutnya.
Sekedar diketahui, sesuai data dari UPT PPA Kabupaten Blitar jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama tahun 2022 ada 69 kasus. Dengan rincian, 43 kasus kekerasan pada anak dan 26 kasus kekerasan pada perempuan.
