Bappeda Kabupaten Blitar – OPD
Bappedalitbang.blitarkab.go.id – Dalam memperingati Hari Jadi Blitar, ada satu tradisi unik yang selalu digelar setiap tahunnya, yakni tradisi Pisowanan Agung yang digelar setiap tanggal 5 Agustus.
Tradisi Pisowanan Agung tahun ini lebih meriah dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Karena, pada tahun lalu masih berada di masa pandemi dan sekarang dilaksanakan secara terbuka.
Bupati Blitar Rini Syarifah menerangkan, prosesi Pisowanan Agung diawali dengan ratusan perangkat Desa dan Kecamatan berada di Alon Alon Kota Blitar, kemudian mereka berjalan menuju Pendopo Ronggo Hadi Negoro sambil membawa panji atau bendera.
“Pada intinya tradisi ini wajib digelar setiap tahun, agar masyarakat tahu dan paham apa makna dari Pisowanan Agung. Tradisi ini merupakan puncak dari kirab pusaka (bedhol pusaka). Ada dua yang dikirab yaitu, kitab sejarah tentang Blitar berdiri dan Panji (bendera) Kabupaten Blitar,” ucapnya.
Tak hanya itu saja, Tradisi Pisowanan Agung juga memiliki makna penting lain yakni kegiatan yang sengaja digelar untuk mengingatkan kembali perjuangan para leluhur saat membangun Blitar. Menurutnya Pisowanan Agung juga bisa digambarkan sebagai wujud masyarakat blitar sedang berkunjung dan menemui bupatinya.
“Disini terlihat kebersamaan antara pemimpin dan yang dipimpin. Karena semua perwakilan dari Desa Kecamatan hadir, lalu ada berupa panji yang dibawa ke masuk ke pendopo yang menunjukan kedaulatan, eksistensi Blitar,” imbuhnya.
Lanjut Bupati, ada cukup banyak tokoh sejarah yang berasal dari Blitar. Mulai dari, penemu hebat, tokoh nasional dan lain sebagainya. Ia pun berharap, masyarakat bisa mengenal sejarah Blitar dan kepimpinannya. Seperti, sejarah awal terbentuknya Blitar pada tahun 1324 dan terbentuknya pemerintahan Kota Blitar yakni, tahun 1906.
