Bappedalitbang.blitarkab.go.id – Pelajar tingkat SMP di Kabupaten Blitar yakni SMP Negeri 2 Gandusari menciptakan inovasi berupa alternatif sumber energi listrik di sekolahnya. Empat orang pelajar itu menciptakan dan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Pilo Hidro (PLTPH) Portabel di sekolahnya.
Ada sejumlah alasan, sekelompok pelajar ini menciptakan dan mengembangkan PLTPH. Pertama, karena sampai saat ini jumlah konsumsi listrik terus meningkat. Hal ini, dalam jangka waktu panjang akan berdampak pada pemanasan global, mengingat sebagian besar listrik dihasilkan dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan bahan bakar fosil.
Kedua,pemerintah pusat secara resmi telah menaikkan tarif listrik golongan non subsidi di atas 3.500 VA. Kenaikan tarif listrik ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat.
Selain itu, sistem distribusi catu daya utama saat ini dari PT. PLN (persero) sangat berpengaruh terhadap penyediaan/kebutuhan energi listrik bagi masyarakat umum dan masyarakat industri/pabrik.
Sumber energi listrik yang disuplai dari PLN, tidak selalu kontinyu dalam penyalurannya. Pada waktu tertentu pasti terjadi dalam sistem atau pemeliharaan sistem distribusi yang mengharuskan adanya pemutusan aliran listrik.
“Karya inovasi yang kami tawarkan sebagai solusi dari beberapa masalah itu adalah dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH). Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH) merupakan cara untuk memanfaatkan
aliran air menjadi energi listrik dengan kapasitas kecil,” ucap Nanda Tri Saputra, salah satu pelajar di SMPN 2 Gandusari.
Nanda juga menuturkan, pengembangan ini didasarkan pada kontur geografis Indonesia yang sebagian besar memiliki daerah pegunungan dengan aliran yang bervariasi. Daya listrik maksimal yang dapat dibangkitkan oleh Piko Hidro adalah 1 Kw. Turbin air ini sangat cocok untuk diaplikasikan di sungai atau pada saluran irigasi.
PLTPH dapat memanfaatkan potensi tenaga air low-head dengan teknologi dan
desain yang memungkinkan untuk dibuat dan dirawat secara mandiri. PLTPH juga menggunakan turbin sederhana, mudah di pasang, serta ramah bagi organisme air seperti ikan.
PLTPH sendiri juga bisa beroperasi selama 24 jam sesuai dengan debit air. Teknologi ini membuatnya cocok untuk diterapkan di daerah terpencil yang memiliki debit air yang sesuai, salah satunya di UPT SMP Negeri 2 Gandusari. Karena, di area UPT SMP Negeri 2 Gandusari, terdapat aliran sungai dengan debit air yang besar sehingga mendukung adanya penggunaan PLTPH.
Secara umum inovasi yang kami buat ini
bertujuan untuk memberikan solusi atas beberapa masalah dalam penggunaan sumber tenaga listrik pada saat ini. Yakni, menciptakan sumber tenaga listrik yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan tenaga listrik dari PLTU.
“Sedangkan, sasaran utama dadi Inovasi yang ia buat ini adalah turbin air PLTPH dengan memanfaatkan aliran sungai di UPT SMP Negeri 2 Gandusari. Manfaatnya, bisa sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan mendukung program sekolah adiwiyata dan Net Zero Emissions di UPT SMP Negeri 2 Gandusari,” tutur dia.
Ia juga menambahkan, selama PLTPH digunakan, dapat disimpulkan bahwa teknologi ini termasuk pembangkit listrik murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas karena turbin air yang digunakan berukuran kecil.
PLTPH dapat dijadikan sebagai alternatif sumber energi listrik yang memanfaatkan aliran air sungai. Aliran sungai dengan debit air yang memadai digunakan untuk memutar turbin air PLTPH sehingga dapat menghasilkan listrik.
Meski daya yang dihasilkan masih kecil, namun teknologi ini cukup membantu untuk mengurangi penggunaan listrik PLN. Oleh karena itu, teknologi ini masuk dalam
kategori Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
PLTPH (Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro) diharapkan dapat menjadi alternatif sumber energi tanpa karbon dan ramah lingkungan di wilayah yang memiliki aliran sungai memadai sehingga dapat mengurangi pemanasan global dan mereduksi emisi gas rumah kaca dari sektor energi.
Dengan PLTPH dapat memberikan harapan baru mengenai masa depan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang lebih baik sebagai dampak kebijakan peralihan sumber energi dari fosil ke Energi
Baru dan Terbarukan (EBT).
Selain itu, melalui pembangunan PLTPH diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan dan pengelolaan daerah tangkapan air secara baik agar menjamin tersedianya keberlangsungan ketersediaan air sebagai sumber utama penghasil energi listrik.
Sebagai informasi, berkat adanya inovasi ini, karya pelajar dari SMPN 2 Gandusari Kabupaten Blitar ini menjadi juara I Kategori II Lomba Krenotek Bappedalitbang Kabupaten Blitar Tahun 2023.