Bappedalitbang, Kabupaten Blitar – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat merupakan rumah sakit tipe C yang berada di Kabupaten Blitar dan telah beroperasi sejak tahun 2020. Hingga saat ini, jumlah pasien yang menjalani perawatan di RSUD Srengat terus meningkat.
Dengan adanya kenaikan jumlah pasien maka jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin meningkat. Salah satu penghasil sampah dari kegiatan operasional di RSUD Srengat berasal dari Instalasi Gizi.
Direktur RSUD Srengat Kabupaten Blitar, Mochammad Baehaki, dengan adanya permasalahan ini, maka RSUD Srengat berupaya untuk mengurangi sampah organik yang dihasilkan dari Instalasi Gizi melalui program SEKAGHMAT (Sistem Kelola Sampah Organik Dengan Larva Maggot).
Sampah yang dihasilkan dari instalasi gizi dapat berupa sampah organik berupa sisa-sisa bahan makanan yang selama ini belum ada pengelolaan secara optimal, sehingga sampah organik ini langsung dibuang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Domestik.
Inovasi ini merupakan kegiatan pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan larva maggot BSF (Black Soldier Fly). Program SEKAHGMAT telah berjalan di RSUD Srengat sejak Tahun 2023. Dengan adanya inovasi ini maka timbulan sampah organik dapat berkurang sehingga pembiayaan pengelolaan sampah organik juga dapat diminimalkan.
Setiap hari sampah organik yang dihasilkan dari Instalasi Gizi dimanfaatkan sebagai pakan larva maggot. Dengan inovasi ini sampah organik dapat tereduksi sekitar 75%. Larva maggot dewasa juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan di kolam indikator IPAL RSUD Srengat.
Larva maggot yang telah berwarna hitam akan dipindahkan ke kendang maggot untuk dikembangbiakkan hingga menjadi lalat BSF (Black Soldier Fly). Pengembangbiakan ini membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Daur hidup BSF akan kembali menghasilkan telur yang akan menetas menjadi baby larva. Baby larva inilah yang menjadi pengurai sampah organik.